Assalamualaikum Wr.
Wb.
Tanpa basa – basi
lagi, kali ini saya akan membagikan ilmu yang baru saja saya terima di kelas
Bahasa (SMA). Yakni mengenai Frasa.
Mungkin hal ini
terdengar asing bagi Anda. Jangankan Anda, saya pun ketika baru saja diajarkan
materi ini juga masih bingung dan belum terbiasa dengan kosa kata “frasa”.
Tetapi agar kita semua beruntung maka akan saya bagikan semua hal yang saya
tahu mengenai FRASA ini.
Saya awali dengan
materi “Pembentukan Kata” :
PEMBENTUKAN KATA
Ulasan singkat!
Berasal dari kata
dasar. Kata dasar merupakan kata yang paling sederhana. Kata dasar masih
belum terdapat awalan, sisipan, akhiran atau apa pun (partikel atau kata) yang
mendampingi kata tersebut dan dapat merubah makna dari kata tersebut. Dapat diartikan
bahwa Kata Dasar adalah kata yang belum sama sekali berubah dari kata aslinya.
Pembentukan kata dibedakan menjadi dua :
1. Morfologis
à
pembentukan /perubahan kata sesuai dengan kaidah yang berlaku secara umum dalam
suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain semua kata yang termasuk dalam
pembentukan kata secara morfologis dapat berlaku di mana pun dan dapat
dimengerti oleh siapa pun dalam satu wilayah tertentu. Contoh pembentukan kata
secara morfologis :
-
Perulangan
: muda – mudi, bolak – balik, bersama – sama, kejar – kejaran, kura –
kura, dll.
-
Pengimbuhan : dimakan,
memakan, termakan,
berbaju, sesuatu
(awalan), makanan,
diduduki, rupawan
(akhiran),
-
Pemajemukan, terdiri dari :
Kata Majemuk (kertas putih, meja kotak,
dll)
Frasa (sapu lidi, meja kayu, putih bersih, cantik
jelita, pensil hitam, dll)
2. Non
morfologis à
kebalikan dari point pertama. Adalah pembentukan /perubahan kata berlaku hanya untuk sebagian orang saja.
-
Singkatan : KTP, STNK, PKI, SSS, LK, SSL, RSUD, BKKBN,
PKK, KPK, dll.
Missal : KTP untuk sebagian orang (Kartu
Tanda Penduduk), untuk orang yang tidak mengetahuinya (Keluar Tanpa Pamit)
-
Akronim atau Pemendekkan : Perbasi, Jatim,
Jabodetabek, dll.
Kita akan lebih
mendalami lagi mengenai Frasa. Jadi simaklah baik – baik!
Frasa (nomina)Adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membantuk sebuah makna baru dari kata pembentuknya dengan bercirikan tidak dapat disisipkan kata “yang”.
Contoh :
Makan pagi à
pemakaian dalam kalimat à
Dia makan pagi bersama Adi di halaman rumah.
Cantik jelita à
pemakaian dalam kalimat à
Seorang ratu yang cantik jelita.
Kursi kayu à
pemakaian dalam kalimat à
Nenekku memiliki 100 kursi kayu.
Hanya dia à
pemakaian dalam kalimat à
Hanya dia yang mampu melakukannya.
Frasa dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan:
1. 1.
Distribusi
Unsur Pembentuknya
a) Frasa
Endosentris à
adalah frasa yang jika salah satu kata penyusun frasa tersebut diganti atau
dihilangkan maka kalimat tersebut masih memenuhi syarat dikatakan sebagai sebuah
kalimat.
Contoh : Gadis cantik itu berjualan di
sekolah.
-
Gadis itu berjualan di sekolah. (dapat dikatakan
sebuah kalimat)
-
Cantik itu berjualan di sekolah. (bukan merupakan sebuah kalimat)
Jadi frasa “gadis cantik” termasuk ke dalam Frasa Endosentris.
Frasa Endosentris dikelompokkan menjadi 3 :
-
Frasa Endosentris Atributif
Bercirikan tidak dapat disisipi “dan” &
“atau”, terdapat kata yang berperan sebagai kata inti dan kata penjelas (jika
kata penjelas dihilangkan dapat dikatakan sebagai kalimat).
Contoh : Masyarakat pedesaan itu masih
mengeluh mengenai ketersediaan air bersih.
“masyarakat” merupakan kata inti, “pedesaan”
merupakan kata penjelas. Jika “pedesaan” dihilangkan kalimat diatas tetap
menjadi kalimat yang benar.
Tips!
Untuk menguji kata yang menjadi
unsur inti dalam frasa, hilangkan salah satu kata dalam frasa. Jika masih dapat
dikatakan sebagai kalimat. Jadi unsur tersebut adalah unsur pusat seperti
contoh diatas.
-
Frasa Endosentris koordinatif
Contoh :
Masyarakat dan pemerintah seharusnya turut ambil
bagian dalam pembentukan karakter bangsa.
Laki – laki dan perempuan itu memakai baju yang
sama.
Ayah dan ibu selalu kompak untuk mendidik anaknya jauh lebih baik dari dirinya.
Penjelasan : kelompok kata yang termasuk dalam Frasa Endosentris
Koordinatif selalu memiliki keterkaitan.
-
Frasa endosentris Apositif
Contoh :
Kelompok masyarakat, yang berprofesi sebagai pelukis
di Sleman pergi bertamsya ke Bali.
Andi, laki – laki berbaju merah itu merupakan anak
tunggal.
Pelajar SMA, yang berlari keliling kota itu mendapat hadiah dari Wali Kota.
Penjelasan : bercirikan setelah subjek
pasti tedapat beberapa kata penjelas subjek tersebut.
b) Frasa
Eksosentris àlawan
dari frasa endosentris. adalah frasa yang jika salah satu kata penyusun frasa
tersebut diganti atau dihilangkan maka kalimat tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai sebuah kalimat. Atau dengan kata lain frasa endosentris adalah frasa
yang saling berhubungan, dan tidak dapat dipisahkan.
Contoh : Gadis cantik itu berjualan di sekolah.
-
Gadis cantik itu berjualan di. (bukan merupakan sebuah kalimat)
-
Gadis cantik itu berjualan sekolah. (bukan merupakan sebuah kalimat)
Jadi
frasa “di sekolah” termasuk ke dalam Frasa Eksosentris.
2.
Frasa
Kedudukan Unsur
a) Setara
à
jika unsur – unsur penyusun frasa berasal dari kata yang sejenis.
Missal : Hutan jati (nomina - nomina),
sandal jepit (nomina - nomina), cantik jelita (adjektiva – adjektiva), dll.
b) Bertingkat
à
adalah frasa dengan kata penyusun frasa berasal dari kata yang tidak sejenis.
Missal : tidur cantik (verba - adjektiva),
meja hijau (nomina - adjektiva), jalan kaki (verba - nomina), dll.
3.
Frasa
dengan Kategori Kata Yang Menjadi Unsur Pusat
Berhubungan dengan frasa atributif. Jadi “Frasa dengan Kategori Kata Yang
Menjadi Unsur Pusat” merupakan frasa atributif dengan kata yang menjadi unsur pusatnya sesuai dengan
kategori :
a) Frasa
Verbal
Bersepeda ria à Lusiana bersepeda ria
setiap minggu pagi.
-
Lusiana bersepeda setiap minggu pagi.
-
Lusiana ria setiap minggu pagi.
Jadi pada frasa bersepeda ria (verbal - nomina) merupakan
frasa atributif dengan unsur pusatnya sesuai dengan kategori diatas Frasa
Verbal yaitu “bersepeda”.
b) Frasa
Nomina
Gubuk tua à gubuk tua itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
-
gubuk
itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
-
Tua
itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
Jadi pada gubuk tua (nomina - adjektiva) yang menjadi unsur pusatnya “gubuk”. Karena
jika kata “tua” dihilangkan maka akan tetap bisa dikatakan sebagai sebuah
kalimat.
c) Frasa Adjektiva
Merah merona à wajahnya merah merona ketika terkena sinar mentari.
-
wajahnya
merah ketika terkena sinar mentari.
-
wajahnya
merona ketika terkena sinar mentari.
Jadi pada merah merona yang menjadi unsur pusatnya merupakan
kata “merah”.
d) Frasa Preposisi
Dari kamarku àcermin yang tak jauh dari kamarku.
-
cermin
yang tak jauh dari.
-
cermin
yang tak jauh kamarku.
Jadi pada frasa dari kamarku yang menjadi unsur pusatnya merupakan
kata “dari”. Karena setiap frasa dengan preposisi, unsur pusatnya selalu kata
depannya (khusus untuk Frasa Preposisi / kata depan).
e)
Frasa
Pronominal / Kata Ganti
Hanya dia à hanya dia yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
-
hanya yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
-
dia
yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
Jadi pada frasa hanya dia yang menjadi unsur pusatnya merupakan
kata “dia”.
Contoh lain : hanya
mereka, bukan beliau, dll.
f)
Frasa
Adverb / kata keterangan
Pagi itu à pagi itu, aku terbangun sekitar pukul 02.20.
-
pagi,
aku terbangun sekitar pukul 02.20.
-
itu,
aku terbangun sekitar pukul 02.20.
Jadi pada frasa pagi itu yang menjadi unsur pusatnya merupakan
kata “pagi”. Karena yang dalam frasa ini biasanya hanya salah satu kata yang
berfungsi sebagai kata keterangan.
Contoh lain : malam hari,
siang hari, sore ini, siang tadi, dll.
g)
Frasa
Bilangan / numeral
2 ekor à 2 ekor burung merpati yang terbang beriringan.
-
2 burung
merpati yang terbang beriringan.
-
ekor
burung merpati yang terbang beriringan.
Jadi pada frasa 2 ekor yang menjadi unsur pusatnya merupakan
kata “2”.
Tips!
Cara pembuktian kata yang menjadi
unsur pusat dalam frasa, sama halnya yang ita lakukan dalam pengujian frasa
atributif.
CATING Catatan Penting!
Penggunaan Frasa dalam kalimat diharuskan dalam satu kedudukan, baik sebagai Objek, Predikat, pelengkap, dll. Tidak boleh frasa terpisah tidak dalam satu kedudukan.
jika ada pertanyaan atau hal - hal yang lain silahkan ketik di kolom komentar, terimakasih.CATING Catatan Penting!
Penggunaan Frasa dalam kalimat diharuskan dalam satu kedudukan, baik sebagai Objek, Predikat, pelengkap, dll. Tidak boleh frasa terpisah tidak dalam satu kedudukan.
Sebagai latihan dan
untuk menguji pemahaman Anda mengenai Frasa, maka kerjakanlah soal – soal di
bawah ini!
1. Buatlah
masing – masing 1 kalimat yang mengandung kata “buruh” (Frasa Endosentris
Apositif, Koordinatif, Dan Atributif)!
2. Buatlah
1 kalimat yang mengandung frasa eksosentris!
3. Isi tabel di bawah ini dengan frasa yang
mengandung kata yang telah ditentukan!
KATA
|
FRASA SETARA
|
FRASA BERTINGKAT
|
|
a.
|
Buku
|
||
b.
|
Lari
|
||
c.
|
Lembut
|
4. Buatlah
1 paragraf yang mengandung 7 jenis kata berdasarkan kategori frasa yang menjadi
unsur pusat!
Tulis jawabannya di kolom komentar, mari kita saling berbagi ilmu J
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi! Selamat siang! Selamat malam buat kalian - kalian yang ada di sana. Yang lagi baca postingan pertama dari saya tentunya. Untuk postingan saya yang pertama ini, saya dapatkan dari materi pertama ketika pertemuan pertama kali mapel Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia.
Sebenarnya dari saya sendiri juga tidak yakin untuk bercerita tentang hal ini, tapi karena saya harus profesional, dan cerita ini merupakan pilihan terbanyak dari teman sekelas. Jadi dengan hati yang kucoba untuk ikhlas. Saya mau bercerita pengalaman pribadi, yang agak memalukan ini.
Tapi tenang tidak akan bosan untuk menbaca cerita yang saya posting di bawah. Atau merasa bahwa postingan saya ini tidak penting. Karena saya juga menyertakan ilmu - ilmu yang saya terima dari Bu Dini, guru Sastra dan Bahasa Indonesia saya.
Oke, tidak perlu panjang dan lebar lagi. Keburu kalian semua pada garing baca ketikan saya dari tadi yang bisa dibilang kurang penting juga ini. Simak baik - baik!
Bercerita Pengalaman Pribadi
Langkah pertama yang harus anda lakukan ialah pilihlah sebuah cerita.
Pilihlah sebuah cerita yang terbaik, yang tidak mungkin anda lupakan. Cerita yang bisa membawa anda seperti kembali pada masa cerita (peristiwa) itu terjadi. Mengapa demikian? Karena itu sangat mempengaruhi ekspresi anda ketika menceritakannya kembali kepada orang lain. Jika anda merasa bingung memilihnya.
Tips-nya adalah cobalah mengingat kembali. Peristiwa apa yang paling berkesan untuk anda. Dan biasanya anda tak perlu susah - susah untuk melakukannya, jika itu memang benar - benar anda alami sendiri dan berkesan untuk anda.
Langkah kedua adalah tuangkanlah cerita anda tadi ke dalam sebua karya tulis.
itu perlu dilakukan untuk mempermudah anda menceritakannya kembali. Karena semua peristiwa harus urut.
Tips! Untuk menuangkan ingatan anda tentang cerita tersebut. Buatlah sebuah kerangka karangan terlebih dahulu. Seperti yang tersedia dibawah ini :
Kerangka Karangan
1. Persiapan
Diri
2. Naik
Angkot
3. Tiba
Di Mall
4. Belanja
5. Tersesat
6. Bertemu
Keluarga Di Kasir
7. Pulang
Tips! Ambilah point - point / inti dari setiap peristiwa yang telah anda lalui dari cerita yang telah anda pilih tadi. Semakin banyak point - point dari kerangka karangan anda. Akan semakin mudah pula nantinya untuk melakukan langkah berikutnya.
Contoh Karangan :
Tersesat Di Mall
Walau
petang itu udara sangat dingin. Hingga menusuk tulang – tulangku yang masih
kanak – kanak. Tetapi di dalam hatiku bagai musim semi, bunga – bunga
bermekaran, burung – burung berkicau bernyanyi dengan merdunya, memperindah
suasana hatiku kala itu.
Segala
persiapan telah selesai kami lakukan. Kakak – kakakku, ibuku, serta akupun
kemudian berjalan menuju gang di pinggir jalan. Tak lama kemudian, sebuah
kendaraan dengan plat nomor kendaraan berwarna kuning, bertuliskan LDG berhenti
tepat di depan kami. Ternyata kendaraan bernamakan “angkot” inilah yang akan
membawa kami ke tempat tujuan.
Kira
– kira 20 menit kemudian tibalah kami di sebuah deretan pertokoan yang megah
(pada waktu itu). Bergegaslah aku memasuki salah satu mall yang juga telah
terlebih dahulu dituju oleh kedua kakakku dan ibuku. Kami pun mulai berbelanja
barang – barang kebutuhan sehari – hari dengan mengambil sebuah keranjang
belanja yang telah disediakan. Ibu dan dua orang kakakku berkeliling
menghampiri setiap rak besar berisikan deretan makanan cepat saji yang
menumpung menggunung berjejalan dirak tersebut. Mereka pun mulai asyik memilah
dan memilih. Dan juga seolah melai melupakan keberadaanku. Aku hanya berjalan
mengikuti di belakang ibu dan kedua kakakku, bak menjadi ekor dari “binatang”.
Tak mau kalah, jadi aku juga menghampiri rak – rak tersebut. Yang aku lakukan
mengambil barang – barang yang aku anggap sebagai kebutuhan sehari – hari lalu
memasukkan barang – barang tersebut ke dalam keranjang. Berulang kali hal itu
aku lakukan.
Ketika aku
membawa sebuah barang yang akan aku masukkan ke dalam keranjang untuk ke sekian
kalinya. Dengan seketika aku terkejut. Karena yang aku hampiri bukanlah ibu dan
kedua kakakku. Aku panik, karena di tempat seluas itu, tempat asing yang
pertama kali aku menginjakan kaki dan aku sendirian. Aku menoleh ke kanan lalu
ke kiri, ke muka dan belakang. Mencari – cari adakah sosok ibu dan kedua
kakakku diantara krumunan orang di sana. Hatiku berdebar dan ketakutan.
Bermunculan bayangan – bayangan yang mengerikan dikepalaku. Penculikan,
pembunuhan, jambret, penganiayaan, kerja paksa, dan masih banyak lagi. Dan itu
semua membuatku semakin panik. Lebih teliti aku mencari. Dan benar saja, aku
belum bisa menemukan mereka. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari lebih
keras lagi. Itu juga karena dorongan perasaan takutku pada waktu itu. Aku
berlari dari rak yang satu ke rak yang lain. Mencari orang – orang yang memakai
baju sama seperti yang dipakai oleh ibu dan kedua kakakku. Aku terus berlari,
dari rak yang satu ke rak yang lain. Dari rak di ujung kanan hingga deretan rak
di ujung kiri. Mencari dengan cermat. Memandangi setiap orang dengan tatapan
berharap. Tersisalah satu rak terakhir. Satu – satunya rak yang belum
kuperiksa. Dalam hatiku, aku berkata “kesempatan terakhir! Pasti ada!”.
Sampailah aku dirak terakhir. Dari kejauhan aku melihat ada seorang ibu yang
memakai baju berwarna hitan dengan corak putih. Sama seperti yang dikenakan
oleh ibuku tadi. Hatiku berdebar. “Apa mungkin itu ibuku? Benarkah wanita itu
ibuku?” Ketika aku menghampirinya. “Tuhan. . Semoga ibu ini adalah ibuku.” Dan
berbaliklah ibu itu. “ohh” ternyata dugaanku salah. Wanita itu bukan ibuku.
Hilang sudah harapanku. Tak tahu lagi aku harus berbuat apa. Aku sudah
berkeliling mencari disetiap sudut di mall tersebut. Tapi tak ada hasil.
Mungkin ini memang salahku. “Oh Tuhan, maafkan Imam, Imam telah berdosa
meninggalkan ibu dan kakak”. Dan mulailah setetes air keluar dari mataku. Tak
kuasa, akhirnya aku menangis dan berteriak. Menangis dan berteriak sangat
kencang. Hingga orang – orang mengrumuniku. Mencoba menenangkanku dan mencari
tahu penyebab mengapa aku menangis.
Datanglah
seorang laki – laki dewasa dan berseragam. Lalu menggendongku dan membawaku ke
kasir. Aku menangis semakin kencang. Dan ternyata, aku ditemukan lagi oleh ibu
dan kakakku yang telah menunggu dengan raut khawatir oleh bapak itu. Lega
rasanya aku bisa bertemu lagi dengan ibu yang sangat aku cintai dan kedua
kakakku. Aku menghampiri mereka dengan perasaan senang. Tapi aku masih tak bisa
berhenti menangis.
Dan dengan
digendong oleh ibuku kami keluar dari tempat itu dan pergi pulang.
Cating! (Catatan Penting)
Jika anda bertujuan untuk bercerita dalam suasana yang formal. Seperti di kelas dengan adanya penialaian dari guru anda. Maka perhatikan hal - hal berikut :
1. Pilihan Kata (Diksi)
Anda harus mengetahui bahwa tidak semua kata sesuai untuk dipergunakan dalam semua suasana dan semua tempat (lingkungan). Sebagai contoh : kata - kata yang dipergunakan dalam kelas di suatu universitas akan berbeda dengan kata yang dipergunakan di kelas tingkat Sekolah Dasar. Walau kata tersebut memiliki arti yang sama.
2. Vokal
Terbagi menjadi 3 aspek penilaian :
- intonasi (nada)
- volume
- artikulasi
3. Susunan Kalimat
4. Ekspresi
Terbagi menjadi 2 aspek :
- wajah / mimik
- tubuh / gestur
Nah, itu aja yang dapat saya share ke kalian semua. Semoga bermanfaat. Kalau ada salahnya saya minta maaf dan bisa langsung koment.
Wassalamualaikum Wr. Wb.