Relasi Makna
Relasi Makna merupakan
salah satu bagaian dari semantik. Yang memiliki pengertian yaitu hubungan
antara makna yang satu dengan makna yang lain berkaitan pada penggunaan kata
dalam berbahasa.
Relasi
makna memiliki berbagai bentuk antara lain :
1.
Sinonim / persamaan
makna kata
Secara harfiah,
kata sinonim berarti ‘nama lain untuk benda yang sama atau hal yang sama’.
Contoh : tiba = datang pedih = perih badan
= tubuh = raga
sukar = sulit pintar = pandai senang = gembira = bahagia
Dalam Bahasa Indonesia,
kata yang bersinonim belum tentu dapat saling menggantikan satu sama lain.
Contoh, kata ‘kebenaran’ dengan ‘kebetulan’ dalam kalimat “polisi
hendaknya memperjuangkan kebenaran”. Kata ‘kebenaran’ dapat dapat
digantikan seperti “polisi hendaknya memperjuangkan kebetulan”. Karena makna
kata dan kalimat telah berubah.
2.
Antonim / lawan makna
kata
Sering disebut
dengan istilah oposisi makna kata. Secara harfiah, kata antonim berarti ‘nama
lain untuk benda yang lain pula’.
Contoh : tinggi = rendah panjang = pendek kaya
= miskin
ramah = judes, galak penjual = pembeli hidup = mati
3.
Polisemi / kegandaan
makna
Adalah sebuah kata
atau frasa yang memiliki makna lebih dari satu. Namun makna – makna tersebut
masih dalam makna asli dari kata atau frasa yang barkaitan.
Contoh :
(a)
Bumi melakukan rotasi
dari arah barat ke timur.
(b)
Dalam permainan bola
voli, diwajibkan melakukan rotasi pemain setelah mendapatkan bola.
‘rotasi’ memiliki
makna asli putaran, dalam kalimat (a) kata ‘rotasi’ memiliki makna, yaitu
gerakan perputaran bumi pada porosnya. Dalam kalimat (b) kata ‘rotasi’ memiliki
makna, yaitu perputaran posisi pemain. Maka dari itu ‘rotasi’ termasuk dalam
polisemi, karena mempunyai lebih dari satu makna, yang kesemua makna berkaitan
dengan makna asli kata, yaitu perputaran.
4.
Homonim / kelainan
makna
Secara harfiah,
kata homonim berarti ‘nama sama untuk benda lain’. Hubungan antara dua kata
yang berhomonim bersifat dua arah. Artinya kata bisa yang berarti ‘racun ular’ homonim dengan bisa yang berarti ‘sanggup’, begitu pula untuk sebaliknya. kata bisa yang berarti‘sanggup’ homonim
dengan bisa yang berarti‘racun ular’.
Catting (Catatan Penting)!
Kata yang homonim memiliki ciri – ciri, yaitu memiliki ejaan
atau tulisan yang sama, pengucapan yang sama, namun makna yang berbeda.
Contoh : kata larut dalam kalimat
(a)
Vitamin A, D, E, dan K
adalah vitamin yang larut dalam lemak.
(b)
Setiap hari Nidia tidur
hingga larut malam.
Identifikasi :
kalimat (a) kata larut memiliki arti,
yaitu hanyut, bercampur, menjadi satu. Kalimat (b) kata larut memiliki arti, yaitu waktu yang bertambah malam atau semakin
malam.
5.
Homograf
Homonim yang sama
ejaannya atau tulisannya tetapi berbeda pengucapannya dan berbeda makna.
Contoh :
Beri
|
Beri – beri
|
[b é r i] à e diucapkan seperti kata emas
|
[b ε
r i] - [b ε
r i] à e diucapkan seperti
kata nenek
|
Berarti : kata kerja à memindahtangankan
hak sesuatu pada orang lain
|
Berarti : sebuah penyakit dikarenakan kekurangan vitamin B1
|
Contoh kalimat : Beri aku apa yang dia katakan sekarang !
|
Contoh kalimat : Kakakku dirawat di rumah sakit karena
menderita beri – beri.
|
6.
Homofon
Homonim yang sama pengucapannya
tetapi berbeda ejaannya atau tulisannya dan berbeda makna.
Contoh :
Bodi
|
Bodhi
|
Berarti : bentuk tubuh atau perawakan
|
Berarti : pohon yang menaungi Buddha Gautama pada waktu
memperoleh petunjuk
|
Contoh kalimat : atlit memiliki bodi yang kuat dan kekar.
|
Contoh kalimat : pohon bodhi hingga detik ini masih ada dan
terawat.
|
1.
Hiponim
Secara harfiah,
kata hiponim berarti ‘nama yang termasuk di bawah nama lain’. Bisa dikatakan
hiponim merupakan peliputan makna spesifik dalam makna generik atau sebuah
ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran lain.
Contoh : kata jati berhiponim dengan kata pohon karena makna kata jati termasuk makna pada kata pohon. Jati memang termasuk pohon,
tetapi pohon bukan hanya jati
melainkan cemara, cendana, dan sebagainya.
2.
Hipernim
Berkaitan dengan
hiponim. Jika sinonim dari hiponim adalah kata khusus, sinonim dari Hipernim
adalah kata umum.
Contoh : jati,
cendana, cemara, kelapa merupakan hiponim, sedangkan pohon merupakan hipernim.
Posting Komentar