Assalamualaikum Wr. Wb.
Puisi adalah salah satu bentuk ekspresi diri
merupakan perwujudan dari pemikiran, perasaan, dan pengalaman seseorang yang
diungkapkan melalui gaya bahasa yang indah atau pun tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber
inspirasi puisi bisa datang dari sebuah gagasan (pemikiran), perasaan si
penulis atau pengalaman pribadi si penulis. Dan bisa juga datang dari sebuah
pengamatan terhadap suatu objek atau seseorang.
Berdasarkan penggolongan masanya, puisi dibedakan
menjadi tiga yaitu puisi lama, puisi baru, dan puisi mutakhir. Pada materi kali
ini, saya akan menyajikan tentang Puisi Baru.
Penjelasan Singkat Mengenai Puisi Baru :
Puisi baru berbeda dengan puisi lama. Puisi baru
tidak terikat dengan berbagai aturan seperti halnya puisi lama (pantun,
gurindam, dll). Sebagai perbandingan, dalam pantun (puisi lama) diharuskan
terdapat rima, yaitu persamaan bunyi pada setiap baris. Dalam puisi baru,
aturan tersebut tidak berlaku.
Perbandingan yang ke dua, diksi atau pilihan kata
dan gaya bahasa, yaitu bahasa kiasan yang lazim digunakan dalam puisi. Dalam
puisi baru pemilihan kata dan gaya bahasa tidak harus benar – benar
diperhatikan. Karena puisi dengan bahasa yang sederhana pun bisa menjadi puisi
yang indah, tergantung dengan pembawaan puisi tersebut. Namun ada pula orang
yang mengatakan bahwa puisi yang bagus itu ibarat “rumah bata”. Makna dari
puisi tersebut baru bisa kita peroleh jika kita benar – benar menghayati puisi
tersebut. Berbeda dengan puisi ibarat “rumah kaca”. Akan sangat mudah menemukan
maksud dari puisi tersebut. Dengan kata lain, puisi yang bagus adalah puisi
yang mangandung makna tersirat. Itu merupakan anggapan bagi sebagian orang.
Untuk Menambah Pengetahuan Mengenai Puisi:
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto, dan
Roekhan, unsur pembangun puisi ada dua, yaitu :
- Struktur
Fisik
a. Tipografi,
yaitu perwajahan puisi atau bentuk puisi. Seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata – kata, tepi kanan – kiri, pengaturan barisnya.
b. Diksi,
pemilihan kata – kata yang digunakan penyair dalam puisinya.
c. Gaya
Bahasa atau bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau
menambah efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
d. Imaji,
yaitu kata atau susunan kata – kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
e. Kata
kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji.
f. Rima,
yaitu persamaan bunyi, baik di awal, di tengah, maupun di akhir baris puisi.
- Struktur
Batin
a. Tema,
yaitu makna keseluruhan dalam puisi.
b. Nada,
yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya.
c. Rasa,
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi.
d. Pesan,
yaitu maksud atau tujuan penyair membuat puisi.
Dan berikut ini, adalah puisi baru karyaku dan salah
seorang teman sekelasku.
MALAM YANG DINANTI
Topik : Masalah
Oleh : Imam Zainudin /
X.Bahasa STETSA
Mentari bergulir
sepanjang hari
Cerah nian elok Sang
Mentari
Pagi dan siang silih
berganti
Hari – hari kujalani
tanpa henti
Bekerja, bekerja, dan
bekerja
Terjepit waktu
Bagai seekor kucing
Hendak menyebrang dari
pulau beranjing
Ah. . apa nian yang
bisa ia lakukan ?
Keluh, kesah, nyanyian
merana
Hanya bisa
Terdiam, termenung,
meronta dalam pikiran
Pikirku kembali,
Tapi apakah nasibku
akan lebih baik daripada ini
Pikirku maju,
Tapi hatiku bagai keju
dalam tungku
Leleh, meleleh tak
berwujud
Sedetik tuk pejamkan
mata
Berharap jadi seekor
merpati
Yang mampu terbang
bebas
Terbang, kemanapun ia
suka
Apalah daya, malam tak
pernah mengijinkan
Tetesan permata dari
mata Sang Pujangga
Tak lagi tertahan
derasnya ombak
Mangayun, mengalun,
pecahkan karang
Lantas,
Haruskah ku berlari
sekuat yang aku bisa ?
Haruskah kukubur diriku
hidup – hidup ?
Atau Engkau memang
membiarkanku hidup,
Tapi tidak benar –
benar menjadi orang yang hidup
Kuputihkan keabu –
abuan hati
Tuk jadi Ikan Penerjang
Arus
Ya atau tidak
Hidup atau pun mati
Ya, tuk jadi Ikan
Penerjang Arus
Putih,
Membuat malam
menggantikan siang
Dan terik mentari telah
padam
KETIKA
Topik : Kegalauan
Oleh : Imam Zainudin /
X.Bahasa STETSA
Tanyakan pada siapa aku
harus mengadu
Ketika semua mata angin
menatap tajam kearahku
Tanyakan pada siapa aku
bisa mendapat pertolongan
Ketika titik hujan
menyerbu dari segala penjuru
Ketika sengat mentari
menjalar ke sekujur tubuh
Dunia tak lagi nyaman
untuk dipijaki
Langit tak lagi
terlihat kokoh di atas
Bahkan gula tak semanis
garam
Ketika api membakar
hati
Tak serupiah pun
berarti lagi
Ketika banjir datang
kembali
Apakah tanah akan
dibeli ?
Itulah bukti kuasa
Ilahi
Tak kan ada yang bisa
menjalani
Terkecuali bagi mereka
yang taat dan berbakti
MALAM, AKAN TETAP
MENJADI MALAM
Topik : Malam
Oleh : Imam Zainudin /
X.Bahasa STETSA
Lama tertidur Sang
Cahaya kehidupan
Berbalutkan formasi
gula – gula pasir
Dekapan hangat rembulan
purnama
Indah, hiasi atap tak
bersangga
Tajam pisau malam mulai
mengikis hati
Gulungan kapas pekat
menjadi – jadi
Tikus – tikus nakal
bergerilya
Gilas habis kucing
rumah tak bertuan
Rag tak berinti gugur
berjatuhan
Nilai diri tanpa arti
Besi jeruji? Siapa
peduli
Resah tetangga tak
terbendung lagi
Sang Cahaya lelap tertidur
Kegelapan tak akan
terusik
Berlari tanpa henti,
nafsu tak terobati
Malam, akan tetap
menjadi malam
SAJAK PERKENALAN
Oleh : Ramanda Galang
Briyantama / X.Bahasa STETSA
Aku adalah sebuah
patung
Yang terkubur didasar
palung
Ditutupi oleh dinding
yang tebal
Tak bisa melihat
apa-apa
Bergerak pun tak dapat
Hingga seekor duyung
datang penasaran
Melihat patung
terkurung disana
Ingin pergi, tapi tak
tega
Ingin menolong pun tak
bisa
Saat aku melihat
seberkas cahaya
Ingin sekali ku
menggapainya
Keinginanku sudah
sangat membara
Tapi apa daya, tubuh
tak bisa
Perlahan....
Perlahan....
Kukumpulkan tenagaku
ini
Untuk mendobrak dinding
penghalang
Untuk bisa keluar dari
kurungan Keluar menggapai kebebasan
Bebas....
Bebas...
Aku ingin Bebas !
Dobrakanku begitu keras
Menghantam dinding
hingga pecah
Dan akhirnya, Aku
Bebas!
Sesampainya diujung
cahaya
Kukerahkan seluruh sisa
tenaga
Untuk berucap kepada
sang duyung
“Hai, namamu siapa?”
Untuk menambah pemahaman Anda tentang Puisi. Cobalah
untuk menganalisis keempat puisi diatas.
Wassalamualaikum Wr. Wb.