Background
Assalamualaikum Wr. Wb.
Tanpa basa – basi lagi, kali ini saya akan membagikan ilmu yang baru saja saya terima di kelas Bahasa (SMA). Yakni mengenai Frasa.
Mungkin hal ini terdengar asing bagi Anda. Jangankan Anda, saya pun ketika baru saja diajarkan materi ini juga masih bingung dan belum terbiasa dengan kosa kata “frasa”. Tetapi agar kita semua beruntung maka akan saya bagikan semua hal yang saya tahu mengenai FRASA ini.
Saya awali dengan materi “Pembentukan Kata” :
PEMBENTUKAN KATA
Ulasan singkat!
Berasal dari kata dasar. Kata dasar merupakan kata yang paling sederhana. Kata dasar masih belum terdapat awalan, sisipan, akhiran atau apa pun (partikel atau kata) yang mendampingi kata tersebut dan dapat merubah makna dari kata tersebut. Dapat diartikan bahwa Kata Dasar adalah kata yang belum sama sekali berubah dari kata aslinya.
Pembentukan kata dibedakan menjadi dua :
1.       Morfologis à pembentukan /perubahan kata sesuai dengan kaidah yang berlaku secara umum dalam suatu wilayah tertentu. Dengan kata lain semua kata yang termasuk dalam pembentukan kata secara morfologis dapat berlaku di mana pun dan dapat dimengerti oleh siapa pun dalam satu wilayah tertentu. Contoh pembentukan kata secara morfologis :
-          Perulangan  : muda – mudi, bolak – balik, bersama – sama, kejar – kejaran, kura – kura, dll.
-          Pengimbuhan : dimakan, memakan, termakan, berbaju, sesuatu (awalan), makanan, diduduki, rupawan (akhiran),
-          Pemajemukan, terdiri dari :
Kata Majemuk (kertas putih, meja kotak, dll)
Frasa (sapu lidi, meja kayu, putih bersih, cantik jelita, pensil hitam, dll)
2.       Non morfologis à kebalikan dari point pertama. Adalah pembentukan /perubahan kata  berlaku hanya untuk sebagian orang saja.
-          Singkatan : KTP, STNK, PKI, SSS, LK, SSL, RSUD, BKKBN, PKK, KPK, dll.
Missal : KTP untuk sebagian orang (Kartu Tanda Penduduk), untuk orang yang tidak mengetahuinya (Keluar Tanpa Pamit)
-          Akronim atau Pemendekkan : Perbasi, Jatim, Jabodetabek, dll.
Kita akan lebih mendalami lagi mengenai Frasa. Jadi simaklah baik – baik!


Frasa (nomina)Adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membantuk sebuah makna baru dari kata pembentuknya  dengan bercirikan tidak dapat disisipkan kata “yang”.
Contoh :
Makan pagi à pemakaian dalam kalimat à Dia makan pagi bersama Adi di halaman rumah.
Cantik jelita à pemakaian dalam kalimat à Seorang ratu yang cantik jelita.
Kursi kayu à pemakaian dalam kalimat à Nenekku memiliki 100 kursi kayu.
Hanya dia à pemakaian dalam kalimat à Hanya dia yang mampu melakukannya.
Frasa dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan:
1.    1.    Distribusi Unsur Pembentuknya
a)      Frasa Endosentris à adalah frasa yang jika salah satu kata penyusun frasa tersebut diganti atau dihilangkan maka kalimat tersebut masih memenuhi syarat dikatakan sebagai sebuah kalimat.
Contoh : Gadis cantik itu berjualan di sekolah.
-          Gadis itu berjualan di sekolah. (dapat dikatakan sebuah kalimat)
-          Cantik itu berjualan di sekolah. (bukan merupakan sebuah kalimat)
Jadi frasa “gadis cantik” termasuk ke dalam Frasa Endosentris.

Frasa Endosentris dikelompokkan menjadi 3 :
-          Frasa Endosentris Atributif
Bercirikan tidak dapat disisipi “dan” & “atau”, terdapat kata yang berperan sebagai kata inti dan kata penjelas (jika kata penjelas dihilangkan dapat dikatakan sebagai kalimat).
Contoh : Masyarakat pedesaan itu masih mengeluh mengenai ketersediaan air bersih.
 “masyarakat” merupakan kata inti, “pedesaan” merupakan kata penjelas. Jika “pedesaan” dihilangkan kalimat diatas tetap menjadi kalimat yang benar.

Tips!
Untuk menguji kata yang menjadi unsur inti dalam frasa, hilangkan salah satu kata dalam frasa. Jika masih dapat dikatakan sebagai kalimat. Jadi unsur tersebut adalah unsur pusat seperti contoh diatas.

-          Frasa Endosentris koordinatif
Contoh : 
Masyarakat dan pemerintah seharusnya turut ambil bagian dalam pembentukan karakter bangsa.
Laki – laki dan perempuan itu memakai baju yang sama.
Ayah dan ibu selalu kompak untuk mendidik anaknya jauh lebih baik dari dirinya.

Penjelasan : kelompok kata yang termasuk dalam Frasa Endosentris Koordinatif selalu memiliki keterkaitan.

-          Frasa endosentris Apositif
Contoh :
Kelompok masyarakat, yang berprofesi sebagai pelukis di Sleman pergi bertamsya ke Bali.
Andi, laki – laki berbaju merah itu merupakan anak tunggal.
Pelajar SMA, yang berlari keliling kota itu mendapat hadiah dari Wali Kota.

Penjelasan : bercirikan setelah subjek pasti tedapat beberapa kata penjelas subjek tersebut.

b)      Frasa Eksosentris àlawan dari frasa endosentris. adalah frasa yang jika salah satu kata penyusun frasa tersebut diganti atau dihilangkan maka kalimat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah kalimat. Atau dengan kata lain frasa endosentris adalah frasa yang saling berhubungan, dan tidak dapat dipisahkan.
Contoh : Gadis cantik itu berjualan di sekolah.
-          Gadis cantik itu berjualan di. (bukan merupakan sebuah kalimat)
-          Gadis cantik itu berjualan sekolah. (bukan merupakan sebuah kalimat)
Jadi frasa “di sekolah” termasuk ke dalam Frasa Eksosentris.

2.    Frasa Kedudukan Unsur
a)      Setara à jika unsur – unsur penyusun frasa berasal dari kata yang sejenis.
Missal : Hutan jati (nomina - nomina), sandal jepit (nomina - nomina), cantik jelita (adjektiva – adjektiva), dll.
b)      Bertingkat à adalah frasa dengan kata penyusun frasa berasal dari kata yang tidak sejenis.
Missal : tidur cantik (verba - adjektiva), meja hijau (nomina - adjektiva), jalan kaki (verba - nomina), dll.

3.    Frasa dengan Kategori Kata Yang Menjadi Unsur Pusat
Berhubungan dengan frasa atributif. Jadi “Frasa dengan Kategori Kata Yang Menjadi Unsur Pusat” merupakan frasa atributif dengan kata yang menjadi unsur pusatnya sesuai dengan kategori :
a)      Frasa Verbal
Bersepeda ria à Lusiana bersepeda ria setiap minggu pagi.
-          Lusiana bersepeda setiap minggu pagi.
-          Lusiana ria setiap minggu pagi.
Jadi pada frasa bersepeda ria (verbal - nomina) merupakan frasa atributif dengan unsur pusatnya sesuai dengan kategori diatas Frasa Verbal yaitu “bersepeda”.
b)      Frasa Nomina
Gubuk tua à gubuk tua itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
-          gubuk itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
-          Tua itu telah berumur lebih dari 1000 tahun.
Jadi pada gubuk tua (nomina - adjektiva) yang menjadi unsur pusatnya “gubuk”. Karena jika kata “tua” dihilangkan maka akan tetap bisa dikatakan sebagai sebuah kalimat.
c)       Frasa Adjektiva
Merah merona à wajahnya merah merona ketika terkena sinar mentari.
-          wajahnya merah ketika terkena sinar mentari.
-          wajahnya merona ketika terkena sinar mentari.
Jadi pada merah merona yang menjadi unsur pusatnya merupakan kata “merah”.
d)      Frasa Preposisi
Dari kamarku àcermin yang tak jauh dari kamarku.
-          cermin yang tak jauh dari.
-          cermin yang tak jauh kamarku.
Jadi pada frasa dari kamarku yang menjadi unsur pusatnya merupakan kata “dari”. Karena setiap frasa dengan preposisi, unsur pusatnya selalu kata depannya (khusus untuk Frasa Preposisi / kata depan).
e)      Frasa Pronominal / Kata Ganti
Hanya dia à hanya dia yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
-          hanya yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
-          dia yang berhasil menjadi anak kebanggaan di kampong.
Jadi pada frasa hanya dia yang menjadi unsur pusatnya merupakan kata “dia”.
Contoh lain : hanya mereka, bukan beliau, dll.
f)       Frasa Adverb / kata keterangan
Pagi itu à pagi itu, aku terbangun sekitar pukul 02.20.
-          pagi, aku terbangun sekitar pukul 02.20.
-          itu, aku terbangun sekitar pukul 02.20.
Jadi pada frasa pagi itu yang menjadi unsur pusatnya merupakan kata “pagi”. Karena yang dalam frasa ini biasanya hanya salah satu kata yang berfungsi sebagai kata keterangan.
Contoh lain : malam hari, siang hari, sore ini, siang tadi, dll.
g)      Frasa Bilangan / numeral
2 ekor à 2 ekor burung merpati yang terbang beriringan.
-          2 burung merpati yang terbang beriringan.
-          ekor burung merpati yang terbang beriringan.
Jadi pada frasa 2 ekor yang menjadi unsur pusatnya merupakan kata “2”.

Tips!
Cara pembuktian kata yang menjadi unsur pusat dalam frasa, sama halnya yang ita lakukan dalam pengujian frasa atributif.

CATING Catatan Penting!
Penggunaan Frasa dalam kalimat diharuskan dalam satu kedudukan, baik sebagai Objek, Predikat, pelengkap, dll. Tidak boleh frasa terpisah tidak dalam satu kedudukan.


Sebagai latihan dan untuk menguji pemahaman Anda mengenai Frasa, maka kerjakanlah soal – soal di bawah ini!
1.       Buatlah masing – masing 1 kalimat yang mengandung kata “buruh” (Frasa Endosentris Apositif, Koordinatif, Dan Atributif)!
2.       Buatlah 1 kalimat yang mengandung frasa eksosentris!
3.        Isi tabel di bawah ini dengan frasa yang mengandung kata yang telah ditentukan!

KATA
FRASA SETARA
FRASA BERTINGKAT
a.
Buku


b.
Lari


c.
Lembut


4.       Buatlah 1 paragraf yang mengandung 7 jenis kata berdasarkan kategori frasa yang menjadi unsur pusat!

Tulis jawabannya di kolom komentar, mari kita saling berbagi ilmu J

jika ada pertanyaan atau hal - hal yang lain silahkan ketik di kolom komentar, terimakasih.


Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Apa kabar semua?
Alhamdulillah hingga detik ini saya masih diberi kesehatan serta panjang umur. Sehingga di waktu yang baik ini saya dapat membagikan lagi ilmu yang telah saya miliki.
Dan untuk kali ini, sesuai dengan judul diatas saya akan membagikan mengenai Cara Untuk Memahami Isi Dari Sebuah Puisi. Dan saya sajikan beserta contoh tentunya.
Untuk memudahkan, sebaiknya Anda melakukan “step by step”. Dengan prosedur yang saya sarankan berikut :
Langkah pertama, pahami arti kata demi kata yang terdapat dalam puisi yang Anda miliki.
Ketika Anda telah memiliki sebuah puisi yang akan Anda pahami isinya dengan sungguh – sungguh. Entah itu karena Anda mendapatkan tugas atau memang Anda tertarik dengan puisi. Langkah pertama ini penting untuk anda lakukan. Karena itu akan mempermudah Anda untuk memahami puisi Anda secara keseluruhan.
Memang tak mudah. Karena kita ketahui bersama bahwa diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam puisi sangat berbeda dengan bahasa yang kita gunakan di kehidupan sehari – hari.
Tips!
Gunakanlah alat penunjang. Seperti KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Langkah kedua, pahami arti kalimat demi kalimat.
Setelah Anda paham dengan arti kata demi kata dalam puisi tersebut. Sekarang pahami arti kalimat demi kalimat.
Mengapa demikian?
Karena tak semua puisi dapat diartikan sesuai unsur – unsur kata yang ada. Ada arti kata yang jika diartikan per-kata, semakin tidak sesuai. Bahkan untuk mengartikan kalimat demi kalimat, terdapat dua kalimat atau lebih yang sebaiknya diartikan secara menyatu. Karena kalimat – kalimat tersebut sangat berkaitan.
Tips!
Anda tak memerlukan alat penunjang. Anda hanya perlu menggunakan perasaan Anda.
è Hingga langkah kedua mungkin Anda telah mampu untuk memahami isi dari puisi yang Anda miliki. Namun jika Anda ragu, sebaiknya Anda melanjutkan hingga langkah ketiga, yaitu :
Langkah ketiga, pahami bait demi bait.
Dengan demikian, jika Anda telah mengikuti langkah – langkah di atas. Akan lebih mudah bagi Anda untuk Memahami Isi Sebuah Puisi.
Berikut ini merupakan contoh yang telah saya sertakan untuk memberikan gambaran menganai penjelasan saya di atas. Semoga bermanfaat!



Sajak Buat Anakku
(1)  Sampai di manakah cinta ayah dan ibu, Anakku
(2)  Kalau tidak hingga ke ujung – ujung jari ?
(3)  Akan tinggal saja menggapai, melambai dan stasiun kecil
(4)  Pelabuhan terpencil

(5)  Kemudian engkau sendirilah Ayah dan Ibu dari nasibmu
(6)  Terimalah Bumi, dan Langit, hujan terik siang serta malam hari kalbumu
(7)  Sekali kan tiba saat kau tegak sendiri
(8)  Berdirilah atas bahu, ya, pijaklah kepala kami
(9)  Jangkau bintang – bintang yang dari abad ke abad cuma dapat kami tengadahi

Makna per baris / kalimat pada bait pertama :
-      Baris 1 : ayah dan ibu yang mempertanyakan seberapa besar cintanya pada anaknya
-      Baris 2 : penggambaran cinta ayah dan ibu yang begitu besar
-      Baris 3 : jika bukan sangat besarnya cinta orangtua (seperti yang digambarkan baris 2), pastilah cinta itu akan mudah sirna
-      Baris 4 : dan kesepian
Makna per baris / kalimat pada bait kedua :
-      Baris 5 : dan sekarang sudah saatnya si anak bangkit berdiri dan mengangkat derajat orangtuanya. Tanggung jawab orangtua akan nasib anaknya telah berakhir. Kini anaknyalah yang harus berjuang sendiri, bekerja unutk memperjuangkan nasibnya sendiri.
-      Baris 6 : (terkait dengan baris 5)sekaranglah saatnya si anak mencari berkah kehidupan, merasakan asam garam kehidupan dan jalani dengan ikhas
-      Baris 7 : (terkait dengan baris sebelumnya) akan tiba saat si anak harus benar – benar hiudp tanpa bimbingan orangtua
-      Baris 8 : ayah dan ibu rela, bahkan mengorbankan dirinya sendiri untuk kesuksesan anaknya
-      Baris 9 : raihlah segala cita – citamu yang hanya menjadi angan – angn kami (orang tua)
Dan sekarang, untuk menguji kemampuan Anda. Simpulkanlah apa isi atau makna dari puisi Sajak Untuk Anakku di atas. (tuliskan pada kolom komentar)
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi! Selamat siang! Selamat malam buat kalian - kalian yang ada di sana. Yang lagi baca postingan pertama dari saya tentunya. Untuk postingan saya yang pertama ini, saya dapatkan dari materi pertama ketika pertemuan pertama kali mapel Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia. 
Sebenarnya dari saya sendiri juga tidak yakin untuk bercerita tentang hal ini, tapi karena saya harus profesional, dan cerita ini merupakan pilihan terbanyak dari teman sekelas. Jadi dengan hati yang kucoba untuk ikhlas. Saya mau bercerita pengalaman pribadi, yang agak memalukan ini.
Tapi tenang tidak akan bosan untuk menbaca cerita yang saya posting di bawah. Atau merasa bahwa postingan saya ini tidak penting. Karena saya juga menyertakan ilmu - ilmu yang saya terima dari Bu Dini, guru Sastra dan Bahasa Indonesia saya.
Oke, tidak perlu panjang dan lebar lagi. Keburu kalian semua pada garing baca ketikan saya dari tadi yang bisa dibilang kurang penting juga ini. Simak baik - baik!

Bercerita Pengalaman Pribadi

Langkah pertama yang harus anda lakukan ialah pilihlah sebuah cerita. 
Pilihlah sebuah cerita yang terbaik, yang tidak mungkin anda lupakan. Cerita yang bisa membawa anda seperti kembali pada masa cerita (peristiwa) itu terjadi. Mengapa demikian? Karena itu sangat mempengaruhi ekspresi anda ketika menceritakannya kembali kepada orang lain. Jika anda merasa bingung memilihnya. 
Tips-nya adalah cobalah mengingat kembali. Peristiwa apa yang paling berkesan untuk anda. Dan biasanya anda tak perlu susah - susah untuk melakukannya, jika itu memang benar - benar anda alami sendiri dan berkesan untuk anda.

Langkah kedua adalah tuangkanlah cerita anda tadi ke dalam sebua karya tulis.
itu perlu dilakukan untuk mempermudah anda menceritakannya kembali. Karena semua peristiwa harus urut.
Tips! Untuk menuangkan ingatan anda tentang cerita tersebut. Buatlah sebuah kerangka karangan terlebih dahulu. Seperti yang tersedia dibawah ini :

Kerangka Karangan

1.       Persiapan Diri
2.       Naik Angkot
3.       Tiba Di Mall
4.       Belanja
5.       Tersesat
6.       Bertemu Keluarga Di Kasir
7.       Pulang

Tips! Ambilah point - point / inti dari setiap peristiwa yang telah anda lalui dari cerita yang telah anda pilih tadi. Semakin banyak point - point dari kerangka karangan anda. Akan semakin mudah pula nantinya untuk melakukan langkah berikutnya.

Langakah ketiga, jabarkanlah / kembangkanlah kerangka karangan yang telah anda buat. Sebagai patokan, satu point dalam kerangka karangan bisa anda jadikan satu paragraf.


Contoh Karangan :

Tersesat Di Mall

                Walau petang itu udara sangat dingin. Hingga menusuk tulang – tulangku yang masih kanak – kanak. Tetapi di dalam hatiku bagai musim semi, bunga – bunga bermekaran, burung – burung berkicau bernyanyi dengan merdunya, memperindah suasana hatiku kala itu.

                Segala persiapan telah selesai kami lakukan. Kakak – kakakku, ibuku, serta akupun kemudian berjalan menuju gang di pinggir jalan. Tak lama kemudian, sebuah kendaraan dengan plat nomor kendaraan berwarna kuning, bertuliskan LDG berhenti tepat di depan kami. Ternyata kendaraan bernamakan “angkot” inilah yang akan membawa kami ke tempat tujuan.
               
                Kira – kira 20 menit kemudian tibalah kami di sebuah deretan pertokoan yang megah (pada waktu itu). Bergegaslah aku memasuki salah satu mall yang juga telah terlebih dahulu dituju oleh kedua kakakku dan ibuku. Kami pun mulai berbelanja barang – barang kebutuhan sehari – hari dengan mengambil sebuah keranjang belanja yang telah disediakan. Ibu dan dua orang kakakku berkeliling menghampiri setiap rak besar berisikan deretan makanan cepat saji yang menumpung menggunung berjejalan dirak tersebut. Mereka pun mulai asyik memilah dan memilih. Dan juga seolah melai melupakan keberadaanku. Aku hanya berjalan mengikuti di belakang ibu dan kedua kakakku, bak menjadi ekor dari “binatang”. Tak mau kalah, jadi aku juga menghampiri rak – rak tersebut. Yang aku lakukan mengambil barang – barang yang aku anggap sebagai kebutuhan sehari – hari lalu memasukkan barang – barang tersebut ke dalam keranjang. Berulang kali hal itu aku lakukan.

Ketika aku membawa sebuah barang yang akan aku masukkan ke dalam keranjang untuk ke sekian kalinya. Dengan seketika aku terkejut. Karena yang aku hampiri bukanlah ibu dan kedua kakakku. Aku panik, karena di tempat seluas itu, tempat asing yang pertama kali aku menginjakan kaki dan aku sendirian. Aku menoleh ke kanan lalu ke kiri, ke muka dan belakang. Mencari – cari adakah sosok ibu dan kedua kakakku diantara krumunan orang di sana. Hatiku berdebar dan ketakutan. Bermunculan bayangan – bayangan yang mengerikan dikepalaku. Penculikan, pembunuhan, jambret, penganiayaan, kerja paksa, dan masih banyak lagi. Dan itu semua membuatku semakin panik. Lebih teliti aku mencari. Dan benar saja, aku belum bisa menemukan mereka. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari lebih keras lagi. Itu juga karena dorongan perasaan takutku pada waktu itu. Aku berlari dari rak yang satu ke rak yang lain. Mencari orang – orang yang memakai baju sama seperti yang dipakai oleh ibu dan kedua kakakku. Aku terus berlari, dari rak yang satu ke rak yang lain. Dari rak di ujung kanan hingga deretan rak di ujung kiri. Mencari dengan cermat. Memandangi setiap orang dengan tatapan berharap. Tersisalah satu rak terakhir. Satu – satunya rak yang belum kuperiksa. Dalam hatiku, aku berkata “kesempatan terakhir! Pasti ada!”. Sampailah aku dirak terakhir. Dari kejauhan aku melihat ada seorang ibu yang memakai baju berwarna hitan dengan corak putih. Sama seperti yang dikenakan oleh ibuku tadi. Hatiku berdebar. “Apa mungkin itu ibuku? Benarkah wanita itu ibuku?” Ketika aku menghampirinya. “Tuhan. . Semoga ibu ini adalah ibuku.” Dan berbaliklah ibu itu. “ohh” ternyata dugaanku salah. Wanita itu bukan ibuku. Hilang sudah harapanku. Tak tahu lagi aku harus berbuat apa. Aku sudah berkeliling mencari disetiap sudut di mall tersebut. Tapi tak ada hasil. Mungkin ini memang salahku. “Oh Tuhan, maafkan Imam, Imam telah berdosa meninggalkan ibu dan kakak”. Dan mulailah setetes air keluar dari mataku. Tak kuasa, akhirnya aku menangis dan berteriak. Menangis dan berteriak sangat kencang. Hingga orang – orang mengrumuniku. Mencoba menenangkanku dan mencari tahu penyebab mengapa aku menangis.
 
Datanglah seorang laki – laki dewasa dan berseragam. Lalu menggendongku dan membawaku ke kasir. Aku menangis semakin kencang. Dan ternyata, aku ditemukan lagi oleh ibu dan kakakku yang telah menunggu dengan raut khawatir oleh bapak itu. Lega rasanya aku bisa bertemu lagi dengan ibu yang sangat aku cintai dan kedua kakakku. Aku menghampiri mereka dengan perasaan senang. Tapi aku masih tak bisa berhenti menangis.

Dan dengan digendong oleh ibuku kami keluar dari tempat itu dan pergi pulang.

Cating! (Catatan Penting)

Jika anda bertujuan untuk bercerita dalam suasana yang formal. Seperti di kelas dengan adanya penialaian dari guru anda. Maka perhatikan hal - hal berikut :

1. Pilihan Kata (Diksi)
Anda harus mengetahui bahwa tidak semua kata sesuai untuk dipergunakan dalam semua suasana dan semua tempat (lingkungan). Sebagai contoh : kata - kata yang dipergunakan dalam kelas di suatu universitas akan berbeda dengan kata yang dipergunakan di kelas tingkat Sekolah Dasar. Walau kata tersebut memiliki arti yang sama.

2. Vokal
Terbagi menjadi 3 aspek penilaian :
- intonasi (nada)
- volume
- artikulasi

3. Susunan Kalimat

4. Ekspresi 
Terbagi menjadi 2 aspek :
- wajah / mimik
- tubuh / gestur

Nah, itu aja yang dapat saya share ke kalian semua. Semoga bermanfaat. Kalau ada salahnya saya minta maaf dan bisa langsung koment.
Wassalamualaikum Wr. Wb.