Background

Bercerita Pengalaman Pribadi

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi! Selamat siang! Selamat malam buat kalian - kalian yang ada di sana. Yang lagi baca postingan pertama dari saya tentunya. Untuk postingan saya yang pertama ini, saya dapatkan dari materi pertama ketika pertemuan pertama kali mapel Ilmu Sastra dan Bahasa Indonesia. 
Sebenarnya dari saya sendiri juga tidak yakin untuk bercerita tentang hal ini, tapi karena saya harus profesional, dan cerita ini merupakan pilihan terbanyak dari teman sekelas. Jadi dengan hati yang kucoba untuk ikhlas. Saya mau bercerita pengalaman pribadi, yang agak memalukan ini.
Tapi tenang tidak akan bosan untuk menbaca cerita yang saya posting di bawah. Atau merasa bahwa postingan saya ini tidak penting. Karena saya juga menyertakan ilmu - ilmu yang saya terima dari Bu Dini, guru Sastra dan Bahasa Indonesia saya.
Oke, tidak perlu panjang dan lebar lagi. Keburu kalian semua pada garing baca ketikan saya dari tadi yang bisa dibilang kurang penting juga ini. Simak baik - baik!

Bercerita Pengalaman Pribadi

Langkah pertama yang harus anda lakukan ialah pilihlah sebuah cerita. 
Pilihlah sebuah cerita yang terbaik, yang tidak mungkin anda lupakan. Cerita yang bisa membawa anda seperti kembali pada masa cerita (peristiwa) itu terjadi. Mengapa demikian? Karena itu sangat mempengaruhi ekspresi anda ketika menceritakannya kembali kepada orang lain. Jika anda merasa bingung memilihnya. 
Tips-nya adalah cobalah mengingat kembali. Peristiwa apa yang paling berkesan untuk anda. Dan biasanya anda tak perlu susah - susah untuk melakukannya, jika itu memang benar - benar anda alami sendiri dan berkesan untuk anda.

Langkah kedua adalah tuangkanlah cerita anda tadi ke dalam sebua karya tulis.
itu perlu dilakukan untuk mempermudah anda menceritakannya kembali. Karena semua peristiwa harus urut.
Tips! Untuk menuangkan ingatan anda tentang cerita tersebut. Buatlah sebuah kerangka karangan terlebih dahulu. Seperti yang tersedia dibawah ini :

Kerangka Karangan

1.       Persiapan Diri
2.       Naik Angkot
3.       Tiba Di Mall
4.       Belanja
5.       Tersesat
6.       Bertemu Keluarga Di Kasir
7.       Pulang

Tips! Ambilah point - point / inti dari setiap peristiwa yang telah anda lalui dari cerita yang telah anda pilih tadi. Semakin banyak point - point dari kerangka karangan anda. Akan semakin mudah pula nantinya untuk melakukan langkah berikutnya.

Langakah ketiga, jabarkanlah / kembangkanlah kerangka karangan yang telah anda buat. Sebagai patokan, satu point dalam kerangka karangan bisa anda jadikan satu paragraf.


Contoh Karangan :

Tersesat Di Mall

                Walau petang itu udara sangat dingin. Hingga menusuk tulang – tulangku yang masih kanak – kanak. Tetapi di dalam hatiku bagai musim semi, bunga – bunga bermekaran, burung – burung berkicau bernyanyi dengan merdunya, memperindah suasana hatiku kala itu.

                Segala persiapan telah selesai kami lakukan. Kakak – kakakku, ibuku, serta akupun kemudian berjalan menuju gang di pinggir jalan. Tak lama kemudian, sebuah kendaraan dengan plat nomor kendaraan berwarna kuning, bertuliskan LDG berhenti tepat di depan kami. Ternyata kendaraan bernamakan “angkot” inilah yang akan membawa kami ke tempat tujuan.
               
                Kira – kira 20 menit kemudian tibalah kami di sebuah deretan pertokoan yang megah (pada waktu itu). Bergegaslah aku memasuki salah satu mall yang juga telah terlebih dahulu dituju oleh kedua kakakku dan ibuku. Kami pun mulai berbelanja barang – barang kebutuhan sehari – hari dengan mengambil sebuah keranjang belanja yang telah disediakan. Ibu dan dua orang kakakku berkeliling menghampiri setiap rak besar berisikan deretan makanan cepat saji yang menumpung menggunung berjejalan dirak tersebut. Mereka pun mulai asyik memilah dan memilih. Dan juga seolah melai melupakan keberadaanku. Aku hanya berjalan mengikuti di belakang ibu dan kedua kakakku, bak menjadi ekor dari “binatang”. Tak mau kalah, jadi aku juga menghampiri rak – rak tersebut. Yang aku lakukan mengambil barang – barang yang aku anggap sebagai kebutuhan sehari – hari lalu memasukkan barang – barang tersebut ke dalam keranjang. Berulang kali hal itu aku lakukan.

Ketika aku membawa sebuah barang yang akan aku masukkan ke dalam keranjang untuk ke sekian kalinya. Dengan seketika aku terkejut. Karena yang aku hampiri bukanlah ibu dan kedua kakakku. Aku panik, karena di tempat seluas itu, tempat asing yang pertama kali aku menginjakan kaki dan aku sendirian. Aku menoleh ke kanan lalu ke kiri, ke muka dan belakang. Mencari – cari adakah sosok ibu dan kedua kakakku diantara krumunan orang di sana. Hatiku berdebar dan ketakutan. Bermunculan bayangan – bayangan yang mengerikan dikepalaku. Penculikan, pembunuhan, jambret, penganiayaan, kerja paksa, dan masih banyak lagi. Dan itu semua membuatku semakin panik. Lebih teliti aku mencari. Dan benar saja, aku belum bisa menemukan mereka. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencari lebih keras lagi. Itu juga karena dorongan perasaan takutku pada waktu itu. Aku berlari dari rak yang satu ke rak yang lain. Mencari orang – orang yang memakai baju sama seperti yang dipakai oleh ibu dan kedua kakakku. Aku terus berlari, dari rak yang satu ke rak yang lain. Dari rak di ujung kanan hingga deretan rak di ujung kiri. Mencari dengan cermat. Memandangi setiap orang dengan tatapan berharap. Tersisalah satu rak terakhir. Satu – satunya rak yang belum kuperiksa. Dalam hatiku, aku berkata “kesempatan terakhir! Pasti ada!”. Sampailah aku dirak terakhir. Dari kejauhan aku melihat ada seorang ibu yang memakai baju berwarna hitan dengan corak putih. Sama seperti yang dikenakan oleh ibuku tadi. Hatiku berdebar. “Apa mungkin itu ibuku? Benarkah wanita itu ibuku?” Ketika aku menghampirinya. “Tuhan. . Semoga ibu ini adalah ibuku.” Dan berbaliklah ibu itu. “ohh” ternyata dugaanku salah. Wanita itu bukan ibuku. Hilang sudah harapanku. Tak tahu lagi aku harus berbuat apa. Aku sudah berkeliling mencari disetiap sudut di mall tersebut. Tapi tak ada hasil. Mungkin ini memang salahku. “Oh Tuhan, maafkan Imam, Imam telah berdosa meninggalkan ibu dan kakak”. Dan mulailah setetes air keluar dari mataku. Tak kuasa, akhirnya aku menangis dan berteriak. Menangis dan berteriak sangat kencang. Hingga orang – orang mengrumuniku. Mencoba menenangkanku dan mencari tahu penyebab mengapa aku menangis.
 
Datanglah seorang laki – laki dewasa dan berseragam. Lalu menggendongku dan membawaku ke kasir. Aku menangis semakin kencang. Dan ternyata, aku ditemukan lagi oleh ibu dan kakakku yang telah menunggu dengan raut khawatir oleh bapak itu. Lega rasanya aku bisa bertemu lagi dengan ibu yang sangat aku cintai dan kedua kakakku. Aku menghampiri mereka dengan perasaan senang. Tapi aku masih tak bisa berhenti menangis.

Dan dengan digendong oleh ibuku kami keluar dari tempat itu dan pergi pulang.

Cating! (Catatan Penting)

Jika anda bertujuan untuk bercerita dalam suasana yang formal. Seperti di kelas dengan adanya penialaian dari guru anda. Maka perhatikan hal - hal berikut :

1. Pilihan Kata (Diksi)
Anda harus mengetahui bahwa tidak semua kata sesuai untuk dipergunakan dalam semua suasana dan semua tempat (lingkungan). Sebagai contoh : kata - kata yang dipergunakan dalam kelas di suatu universitas akan berbeda dengan kata yang dipergunakan di kelas tingkat Sekolah Dasar. Walau kata tersebut memiliki arti yang sama.

2. Vokal
Terbagi menjadi 3 aspek penilaian :
- intonasi (nada)
- volume
- artikulasi

3. Susunan Kalimat

4. Ekspresi 
Terbagi menjadi 2 aspek :
- wajah / mimik
- tubuh / gestur

Nah, itu aja yang dapat saya share ke kalian semua. Semoga bermanfaat. Kalau ada salahnya saya minta maaf dan bisa langsung koment.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Categories: Share